Rabu, 29 September 2010

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kota Tarakan di Kalimantan Timur mencekam akibat bentrokan antara suku asli Kalimantan dengan suku pendatang, Senin (27/9) dini hari. Bentrokan yang terjadi sekitar pukul 02.00 tersebut, dipicu akibat tewasnya seorang penduduk lokal dalam sebuah perkelahian.

Menurut informasi yang didapat Tribunnews.com dari warga Tarakan, saat ini suasana masih mencekam, terutama di sekitar lokasi bentrokan di dekat pelabuhan feri baru, Juwata, yang menjadi basis etnis pendatang tertentu.

Saat ini, etnis lokal dari berbagai pulau di sekitar Pulau Tarakan mulai berdatangan ke Selumit, kawasan yang didominasi penduduk lokal. Mereka melengkapi diri dengan mandau dan sumpit, senjata khas suku yang tinggal di Kalimantan.

Mengantisipasi bentrokan meluas, Yonif 613/Raja Alam diturunkan ke lokasi untuk mengevakuasi warga Juwata. Penduduk diungsikan ke markas Yonif 613 yang tak jauh dari tempat kejadian. Situasi di tengah Kota Tarakan hingga kini masih aman terkendali. Polres setempat telah menyatakan Siaga Satu untuk mengantisipasi keadaan terburuk. (IWN)
 
Analisis:
Kita semua pasti uda ga asing lagi dengan adanya perang suku di Indonesia. Hal itu kerap terjadi hanya karena masalah sepeleh saja. Padahal, Indonesia memiliki semboyan " Bhinneka Tunggal Ika" yg artinya berbeda-beda tetapi satu jua. Tetapi kenapa sering kali perbedaan yang ada malah menjadi pemecah persatuan di Indonesia? kayaknya kita semua mesti benar-benar memahami kembali pelajaran kewarganegaraan yang telah kita pelajari sejak SD, bahkan sampai perguruan tinggi sekarang.
Sebagai warga negara yang baik, kita seharusnya mengembangkan sikap saling menghargai dan toleransi terhadap pebedaan yang ada. Janganlah menganggap paham (agama, dll) adan suku yang kita anut adalah yang terbaik sehingga menimbulkan sikap fanatik berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar